Tribratanews.polri.go.id – Jakarta. Polri meraih tingkat kepercayaan tertinggi dari responden menurut rilis hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) akhir tahun 2022. Survei tersebut mengenai lembaga/instansi yang dinilai paling dipercaya atasi kekerasan horizontal di Tanah Air.
“LPI membuat empat indikator ancaman, antara lain. 1) Stabilitas Nasional dan Ancaman Resesi Ekonomi; 2) Politik Identitas; 3) Kekerasan Horizontal dan Separatisme Papua; 4) Terorisme dan Ancaman Ideologi. Untuk indikator kekerasan horizontal, institusi Polri berada di rating pertama dengan nilai 2.93,” ungkap Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, saat jumpa pers di Hotel Semanggi Jakarta, dilansir dari Liputan6.com, Jumat (23/12/2022).
Boni Hargens menjelaskan bahwa secara kumulatif, Polri merupakan institusi di rating ketiga yang paling dipercaya publik dari sepuluh besar kementerian/lembaga negara dalam mengantisipasi potensi ancaman nasional 2023.
“LPI mengajukan pertanyaan mengenai faktor penyebab ancaman tersebut, sekaligus ingin mengukur keyakinan responden terhadap munculnya potensi kekerasan antar pendukung partai dan kandidat capres/cawapres pada tahun politik,” jelas Boni saat memberikan keterangan.
Baca juga: Hasil Survei Charta Politika: Kepercayaan Masyarakat kepada Polri Semakin Meningkat
Boni mengatakan, berdasarkan hasil survei tersebut LPI menyimpulkan bahwa tahun 2023 merupakan tahun yang berat karena adanya potensi ancaman multi faktor yang tidak mudah, baik dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai informasi, LPI melakukan survei pada 5-16 Desember 2022 dengan meminta pandangan kelas intelektual menengah melalui google form, surat elektronik (surel), aplikasi whatsApp, zoom dan wawancara tatap muka. Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 900 orang yang terdiri dari para dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/NGO, dan aktivis/seniman.
Kemudian Boni menjelaskan bahwa standar deviasi survei 0.4 dengan margin of error di kisaran 2% pada tingkat kepercayaan ± 98%. Sedangkan teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling, yaitu analisis yang dilakukan pada sampel tersusun dan diseleksi berdasarkan parameter yang telah ditentukan sebelumnya. Parameter penentu ini dapat berupa demografi, latar belakang, atau atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian.
(jo/hn/um)