Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menegaskan pentingnya kerja sama erat antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
"Perguruan tinggi dapat ikut serta dalam memecahkan masalah ini, seperti menyediakan Lembaga Pelatihan Kerja -LPK- yang berperan melakukan upskilling dan reskilling," ungkap Wamendiktisaintek, Senin (7/7/2025).
Wamendiktisaintek menjelaskan, LPK yang ada juga dapat diikuti mahasiswa maupun masyarakat umum untuk mendapatkan keahlian yang relevan di dunia kerja.
Ia menilai bahwa sejumlah program studi di kampus-kampus Indonesia masih cukup generik.
"Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, lulusan perguruan tinggi butuh keterampilan yang lebih spesifik," ujarnya.
Menurutnya, penyesuaian kurikulum dan pembukaan program studi yang relevan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan daya saing lulusan.
Ia menyebutkan, improvisasi seperti program sertifikasi dan spesifikasi kompetensi serta kolaborasi pentahelix berpotensi mengatasi kesenjangan kompetensi lulusan perguruan tinggi, sehingga dalam jangka panjangnya diharapkan dapat menekan angka pengangguran.
"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama mendukung lahirnya lulusan yang adaptif, kompeten, dan siap bersaing di era transformasi ekonomi," ujar Wamendiktisaintek.
Diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan pada 2025 ini mencatat lebih dari satu juta pengangguran dengan gelar sarjana.
Sementara data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total pengangguran di Indonesia menembus 7,28 juta orang per Februari 2025. Jumlah ini meningkat sebanyak 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
ndt/hn/rs