Tribratanews.polri.go.id – Jakarta. Komisi I DPR, bersiap menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon duta besar (Dubes). Ada 24 nama yang akan menjalani proses seleksi.
Wakil Ketua Komisi I, Dr. Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E., menyatakan tiap calon akan menyampaikan visi dan misi pribadi. Visi itu disesuaikan dengan kerangka penugasan negara.
“Setelah itu, tiap fraksi akan menanggapi secara langsung presentasi para calon Dubes,” ujarnya, dilansir dari laman RRI, Sabtu (5/7/25).
Menurut dia, standar kompetensi menjadi syarat mutlak dalam proses pemilihan calon Dubes.
Pemerintah disebut telah memilih dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan negara tujuan. Calon Dubes untuk Amerika Serikat harus memahami posisi penting AS dalam geopolitik global.
Ia menyebut isu global, termasuk tarif resiprokal Donald Trump, wajib dipahami secara mendalam. “Setiap calon harus paham kepentingan nasional di negara tempat ia bertugas,” jelasnya.
Menurutnya, peran Dubes bukan hanya seremonial, tapi diplomatik dan strategis. Menjelang uji kelayakan, beredar daftar 24 nama calon Dubes di kalangan wartawan.
List tersebut muncul, Jumat (4/7/25) pagi dalam sejumlah grup percakapan. Salah satu nama dalam daftar adalah mantan Menko Kemaritiman, Dwisuryo Indroyono Soesilo.
Ia disebut sebagai calon Dubes RI untuk Amerika Serikat. Posisi Dubes RI untuk AS diketahui telah lama kosong tanpa pengganti resmi.
Sementara itu, DPR belum mengonfirmasi kebenaran daftar yang beredar tersebut.
Ketua DPR, Puan Maharani, menyebut daftar calon Dubes bersifat rahasia dan terbatas. “Ini terkait nama dan integritas, maka dirahasiakan,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Kamis (3/7).
Puan Maharani, juga menyebut proses seleksi harus dijaga objektif dan menjunjung etika kenegaraan. Karena itu, ia berharap, semua pihak menghormati proses yang sedang berlangsung.
Menurut informasi Kemenlu, Dubes harus penuhi kualifikasi pendidikan, pengalaman, dan kepribadian. Integritas dan pemahaman diplomasi menjadi syarat utama dalam penunjukan.
Calon bisa berasal dari jalur karier diplomat atau tokoh masyarakat berprestasi. Terpenting, calon memiliki rekam jejak kuat dan wawasan hubungan internasional.
(fa/hn/rs)