Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyatakan keyakinannya bahwa Papua juga bisa menjadi titik awal kemajuan bangsa.
"Saya pribadi bukan hanya sebagai kunjungan kerja, tapi juga komitmen dari hati yang terdalam. Karena saya percaya semangat tinggi ini akan selalu berkobar, di sinilah pusat kemajuan Papua akan berlangsung," ujar Mendiktisaintek melalui keterangan di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Hal tersebut dikemukakannya saat melakukan kunjungan kerja ke Universitas Cendrawasih, di Jayapura Papua pada Kamis (3/7).
Mendiktisaintek menekankan, kunjungan tersebut merupakan bentuk rasa hormat dan terima kasihnya atas semangat yang tidak pernah reda dari masyarakat Papua dengan segala tantangan yang mereka hadapi.
Ia menekankan pentingnya transformasi pendidikan tinggi, semangat kemandirian, dan inovasi dari wilayah timur Indonesia.
Menurutnya, mahasiswa harus memiliki semangat muda yang luar biasa dan mendorong perguruan tinggi di wilayah ini didorong menjadi motor kemajuan dan solusi bagi tantangan sosial dan ekonomi.
Ia juga menilai pendidikan tinggi tidak hanya menghasilkan SDM unggul, tetapi juga harus menjadi pusat riset dan akselerator kebijakan strategis.
"Apapun kondisinya, sesulit apapun, seberat apapun, sama sekali itu bukan halangan," ujar Menteri Brian.
Diketahui, Kehadiran program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, menjadi salah satu solusi bagi kemudahan akses pendidikan tinggi di Papua.
Selain KIP-Kuliah terdapat beberapa skema beasiswa dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), termasuk Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) yang juga diperuntukkan bagi mahasiswa dengan kebutuhan khusus.
Saat ini Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdiktisaintek RI sedang menyusun panduan pembentukan unit disabilitas di kampus agar akses pendidikan benar-benar setara bagi semua kalangan.
Selain itu terdapat pula beasiswa lainnya yang turut diperkenalkan oleh Mendiktisaintek, seperti Beasiswa Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN), dengan kuota minimal 40 persen bagi mahasiswa asal Papua dan lokasi asrama yang telah tersedia di Surabaya dan Manado.
ndt/hn/rs