Kejar Indonesia Jadi Macan Asia, Kemendukbangga Perkuat Kapasitas 196 Juta Penduduk Produktif

9 October 2025 - 09:00 WIB

Tribratanews.polri.go.id – Jakarta. Pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) memperkuat kapasitas 196 juta penduduk usia produktif di Tanah Air agar Indonesia menjadi Macan Asia berikutnya.

“Ada dua level gerakan yang diharapkan Indonesia bisa melakukan kapitalisasi bonus demografi dan mencapai Indonesia Emas,” ujar Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN Budi Setiyono, Rabu (8/10/2025).

Menurut dia, dua gerakan tersebut yakni memastikan kualitas 70 persen penduduk produktif rentang usia 15-65 tahun atau 196 juta penduduk saat ini sehat, tidak memiliki riwayat tengkes (stunting), memiliki level pendidikan memadai minimal 12 tahun, hingga memiliki sertifikasi kompetensi yang diterima pasar.

Kedua, pemerintah menghadirkan investasi dan membuka lapangan kerja memadai yang dapat diisi penduduk usia produktif tersebut. Upaya penciptaan lapangan pekerjaan itu antara lain melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih.

Pada tataran strategis, lanjutnya, pemerintahan mendorong program strategis melalui investasi skala besar yang menunjang hilirisasi melalui Danantara.

“Sehingga mereka bisa produktif dan bisa berkontribusi ke pajak atau dalam bentuk lain, maka Indonesia akan memiliki akselerasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang mungkin di atas delapan persen,” ucap Sekretaris Kemendukbangga.

Kemendukbangga/BKKBN mencatat surplus demografi di Indonesia terjadi mulai 2012 hingga diperkirakan 2045.

Nantinya, lanjut dia, angka tersebut diperkirakan berangsur menurun, sehingga jumlah penduduk usia produktif dan nonproduktif setelah 2045 mencapai imbang 50 persen sehingga memasuki fase penduduk lanjut usia.

Melalui akselerasi program kependudukan dan pengembangan keluarga, pihaknya meyakini Indonesia saat ini berada pada jalur menjadi Macan Asia berikutnya, seperti negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.

"Program KB tidak hanya terkait merencanakan jumlah kelahiran, tetapi juga terkait upaya pencapaian kesejahteraan keluarga," ujar Sekretaris Kemendukbangga.

(ndt/hn/rs)

Share this post

Sign in to leave a comment