Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Balai Besar Pengawasan Obat Makanan (BBPOM) Jakarta mengingatkan warga agar bijak menggunakan obat terutama antibiotik dan antimikroba untuk mencegah masalah kesehatan termasuk resistensi antimikroba.
Resistensi antimikroba (AMR) merupakan kondisi saat mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit menjadi kebal terhadap obat-obatan antimikroba yang seharusnya membunuh atau menghambat pertumbuhannya.
"Penggunaan antimikroba secara sembarangan dapat mempercepat munculnya mikroba kebal obat," ujar Kepala BBPOM Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar, Kamis (26/6/2025).
Jika ini terus dibiarkan, kata dia, pengobatan penyakit infeksi akan semakin sulit, biaya kesehatan meningkat dan risiko kematian bertambah.
AMR menjadi tantangan global yang nyata dan terus meningkat, termasuk di Indonesia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan AMR secara langsung bertanggung jawab atas 1,27 juta kematian dan berkontribusi terhadap 4,95 juta angka kematian orang di dunia pada tahun 2019.
Menyadari urgensi tersebut, edukasi yang tepat dan perilaku penggunaan obat yang bijak diharapkan mampu memperbaiki perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
"Dengan begitu, ancaman resistensi antimikroba dapat ditekan untuk masa depan generasi yang lebih sehat dan terlindungi,"
(ndt/hn/rs)