Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Penyebaran berita bohong (hoaks) di media sosial akan semakin marak menyusul masuknya tahun politik. Antisipasi dan deteksi dini dari Polri pun telah dilakukan demi mencegah dampak besar yang terjadi di dunia nyata.
Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol. Gatot Repli Handoko menerangkan, setidaknya ada tiga yang telah dideteksi Polri dan terus dilakukan upaya pencegahan.
Baca Juga: Polri Buka Pendaftaran Penerimaan Jalur Akpol, Bintara dan Tamtama Tahun 2023
Pertama, semua isu menjadi komoditas Politik, terutama menyangkut pelanggaran anggota Polri. Dampaknya, terjadi krisis kepercayaan terhadap setiap langkah Polri.
“Kedua, Hoaks dan ujaran kebencian semakin meningkat Seiring meningkatnya campaign politik, maka terbentuk komunikasi politik selain komunikasi publik,” ujar Karo Multimedia di Jakarta, Rabu (5/4/23).
Ketiga, lanjutnya, isu SARA semakin sensitif dan rentan perpecahan (fragile) karena kondisi masyarakat digital Indonesia telah terpolarisasi. Masyarakat cenderung percaya pada patronnya sebagai sebuah kebenaran informasi.
“Ini menjadi tugas kita bersama untuk melakukan pencegahan, literasi kepada masyarakat, dan memeranginya demi menjaga keamanan dan kedamaian di Indonesia,” ungkap Karo Multimedia.
(ay/hn/um)