Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Polda Metro Jaya terus mempersiapkan rencana pengamanan dan pembatasan mobilitas jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebagai bentuk kesiapsiagaan, aparat di tingkat Polres di wilayah hukum Polda Metro Jaya diminta untuk meningkatkan patroli dan operasi di malam hari mencegah gangguan Kamtibmas.
Kapolda Metro Jaya Irjen. Pol. Fadil Imran meminta agar menyiapkan personel Tim Patroli untuk mengamankan ibu kota. "Kami siagakan 300 perlengkapan ada K-9 di belakang, jadi kalau ada tawuran ada K-9 di belakang yang bisa menghalau. Kemudian ada mobil komando yang dilengkapi oleh peralatan teknologi kepolisian seperti tes kit narkoba, tes alkohol, alat untuk mengetahui identitas orang yang diamankan disitu.Mudah-mudahan jadi lebih bagus," jelasnya di Polda Metro Jaya, Selasa (30/11/21).
Irjen. Pol. Fadil Imran menambahkan, Polda Metro Jaya akan berupaya menyiapkan berbagai kebutuhan untuk membuat Jakarta aman saat Nataru dan juga menyiapkan patroli motor dan mobil yang ditingkatkan sehingga menciptakan rasa aman bagi masyarakat.
"Tadi juga ada Kakor (Kepala Korp) Sabhara saya sampaikan apa yang kita butuhkan. Karena ke depan kejahatan perkotaan ini harus dikombinasi antara patroli roda dua dan patroli roda empat. Karena banyak pelaku menggunakan roda dua yang mobilitasnya tinggi lebih cepat kalau kabur. Dan ikatan kalau patroli motor 10 orang, kalau mobil cuma berdua dia," terang Kapolda.
Demi menjaga citra dan mencegah pelanggaran SOP, anggota tim patroli malam juga diberi pembekalan skill komunikasi yang baik. Hal itu dipersiapkan agar dalam membubarkan massa yang terlibat ekses atau tawuran bisa diselesaikan tanpa harus menimbulkan gesekan fisik.
"Kemampuan patroli dialogis diperlukan karena kami ingin membalikkan fungsi patroli ini yang selama ini cenderung ditinggalkan. Bagaimana cara patroli yang bagus, bagaimana cara berbicara yang bagus, bagaimana cara mengidentifikasi faktor-faktor korelatif kriminogeniti yang menyebabkan kejahatan, bagaimana dia mengintervensi situasi agar tidak menjadi kejahatan, itu yang kami latihkan," terang Kapolda.
Kapolda juga meminta kepada seluruh jajarannya agar mengedepankan aspek pencegahan dibandingkan penindakan. Kemampuan persuasif petugas diperlukan dalam hal pencegahan karena Polda Metro Jaya ingin mengembalikan patroli yang humanis, dialogis dan persuasif di tiap kegiatannya
"Jadi, pencegahan yang kami utamakan bukan penindakan. Buka berarti juga nunggu ada tawuran baru dia datang, bagaimana caranya kalau daerah itu sering tawuran patroli ke sana, sambang, bicara, tatap muka ketemu sama tokoh. Kalau di situ ada kampung narkoba dia datang patroli, dia lihat rumah yang sering dipakai untuk transaksi narkoba. Lama-lama pasti akan bubar," jelas Kapolda.