Tribratanews.polri.go.id - Batam. Subdit IV Ditreskrimum Polda Kepri menggagalkan dua keberangkatan calon PMI non-prosedural saat hendak diberangkatkan ke Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Center.
Dirreskrimum Polda Kepri Kombes Pol. Ade Mulyana, S.I.K., melalui Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Kepri AKBP Andyka Aer, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa kedua korban, perempuan asal Banyumas, Jawa Tengah. Keduanya dijanjikan bekerja di Malaysia melalui jalur non-prosedural.
"Kedua calon PMI masing-masing berinisial AU dan ZDP diamankan oleh anggota Subdit IV saat akan menaiki kapal di Pelabuhan Internasional Batam Center. Keduanya telah mengantongi paspor dan visa sosial 90 hari tujuan Malaysia," jelas AKBP Andyka, Jumat (23/5/25).
Dari hasil penyelidikan, ujarnya, diketahui bahwa keberangkatan keduanya difasilitasi oleh seorang pria berinisial ZF, warga Bengkong, Kota Batam. ZF diduga sebagai pengurus pemberangkatan ilegal tersebut.
“Modus yang digunakan pelaku adalah memfasilitasi pembuatan visa sosial, menjemput korban dari Bandara Hang Nadim, menampung mereka di wisma kawasan Tanjung Pantun, lalu mengarahkan pembelian tiket dan keberangkatan melalui pelabuhan,” ujar AKBP Andyka.
Tim Subdit IV Ditreskrimum Polda Kepri langsung melakukan pengembangan dan berhasil menangkap ZF di sebuah wisma di kawasan Tanjung Pantun sekitar pukul 22.30 WIB. Dia ditangkap bersama barang bukti 2 buah paspor dan visa sosial 90 hari, 2 lembar tiket kapal dan boarding pass, 2 bukti pembayaran pengurusan visa, serta 2 unit Handphone.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 4 Jo Pasal 10 UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan/atau Pasal 81 Jo Pasal 69 serta Pasal 83 Jo Pasal 68 UU No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda miliaran rupiah.
(ay/hn/rs)