Para Peneliti Menyebutkan Bahwa Vaksin Mpox Menurun, Vaksin Booster Diperlukan

5 October 2024 - 09:00 WIB
RRI

Tribratanews.polri.go.id - Kinshasa. Berdasarkan penelitian baru, menunjukkan kekebalan dari vaksin Mpox cenderung menurun dalam waktu enam hingga 12 bulan, setelah imunisasi. Untuk itu peneliti berkesimpulan, vaksin booster mungkin diperlukan.

Hal ini berdasarkan studi Harvard Medical School. Para peneliti menggunakan 45 orang yang divaksinasi atau terinfeksi Mpox pada 2022 sebagai sampel.

Dikutip laman Antaranews, Peneliti menemukan antibodi menurun secara signifikan setelah satu tahun, bahkan pada orang yang menerima dua dosis vaksin. Dua dosis vaksin lebih efektif dibandingkan satu dosis, namun setelah setahun, respons kekebalannya hampir sama dengan satu dosis.

Para ahli menyarankan suntikan booster untuk menjaga efektivitas vaksin. Studi ini menganalisis vaksin Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), vaksin Mpox yang disetujui Uni Eropa dan Inggris.

Pakar Imunologi, Jake Dunning menyebutkan, penurunan antibodi tidak berarti perlindungan terhadap Mpox menurun secara langsung. Sebab, vaksin mungkin telah merangsang memori sistem kekebalan, sehingga masih bisa melawan infeksi.

Dilansir dari laman Euro Health, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai efektivitas vaksin dalam jangka panjang. Khususnya pada kelompok rentan seperti anak-anak, wanita hamil, dan penderita HIV, Jumat (4/10/24).

Jumlah vaksinasi Mpox yang diberikan mencapai hampir 337 ribu di Eropa, antara September 2022 hingga Februari 2023. Kasus Mpox pun menurun drastis sejak puncak wabah, dan infeksi setelah vaksinasi jarang terjadi.

Meski demikian, kekhawatiran baru muncul dengan adanya strain Mpox yang lebih ganas di Republik Demokratik Kongo (DRC). Lebih dari 26.500 kasus dan 720 kematian dilaporkan di Afrika tahun ini.

Satu obat antivirus untuk Mpox tersedia di Eropa, tetapi akses vaksin dan perawatan di Afrika masih terbatas. Percobaan antivirus yang diuji untuk strain di DRC gagal menunjukkan perbaikan pada gejala utama pasien.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment