Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Peristiwa tembak-menembak yang terjadi di ibu kota Sudan, Khartoum, tak menyebabkan Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia, menurut pernyataan KBRI Khartoum.
Berdasarkan penjelasan KBRI Khartoum telah terjadi tembak-menembak antara Angkatan Bersenjata Sudan dengan milisi Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di beberapa titik di Khartoum. Sementara ini peristiwa itu diduga disulut perbedaan pendapat antara RSF dan militer Sudan tentang reformasi keamanan dan integrasi RSF ke militer Sudan sebagai bagian dari proses politik.
KBRI Khartoum mengimbau seluruh WNI yang berada di Sudan tetap tenang, waspada, menghindari titik rawan dan tidak keluar tempat tinggal serta menjauhi jendela, seperti dilansir dari cnnindonesia Sabtu (15/4/23),
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Dilanda Hujan
Saat ini disebut ada sekitar 1.209 WNI yang menetap di Sudan. WNI di Sudan bisa menghubungi kontak KBRI Khartoum +249 90 797 8701 dan +249 90 007 9060 untuk kondisi darurat.
Sebelumnya dilaporkan RFS telah 'mengontrol sepenuhnya' Istana Kepresidenan dan sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe.
Perang antara dua pihak itu terjadi di Khartoum. Angkatan Udara Sudan menyerang sejumlah markas dan gudang senjata RFS usai pendudukan istana. RFS adalah kelompok paramiliter berpengaruh di Sudan yang dibentuk sejak Perang Darfur 2013. RFS dipimpin Jenderal Mohamed Hamdan Daglo alias Hemedti.
(rz/hn/um)