Kabaintelkan Polri Hadiri Acara Study Syawal Motivation Trainning di di Pondok Pesantren Nuu Waar – Al Fatih Kaaffah Nusantara

14 June 2021 - 11:37 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Papua. Kabaintelkam Polri, Komjend Drs Paulus Waterpauw, bersama tokoh senior Papua Ambassador Freddy Numberi yang juga Ketua Umum Forsemi (Forum Senior Milenial) Papua menjadi pembicara pada Grand Opening Study Syawal Motivation Trainning (SSMT) dengan tema “Membangun sumber daya manusia yang berlandaskan Pancasila untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua yang produktif.

Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Nuu Waar – Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Bekasi, Sabtu (12/06/2021) diikuti 200 santri dan santriwati dan dihadiri juga tokoh senior Papua lainnya John Kabei dan Nick Messet (mantan Menlu OPM),

Ust Muhammad Zaaf Fadlan Rabbani Al-Garamatan Pimpinan Ponpes NUU WAAR (AFKN, mengapresiasi kehadiran Kabaintelkam Polri dan tokoh lainnya dari Papua dalam kegiatan tersebut. “Perjuangan para narasumber yg hadir untuk bangsa dan negara ini sangat luar biasa, semoga cahaya kesuksesan terpancar kepada santri/santriwati Ponpes NUU WAAR oleh karena itu mari kita dengarkan nasehat yang di sampaikan,” ujarnya.

Ambasador Freddy Numberi, mengaku ini adalah pengalaman pertamanya menjadi pembicara di pesantren setelah biasanya menjadi pembicara di luar negeri.

Dikatakan para pendiri bangsa yang hebat membalut negeri ini dengan Pancasila sehingga bisa menyatukan seluruh warga negara meskipun berasal segala perbedaan baik suku, bahasa maupun agama.

“Kita harus solid dalam berideologi Pancasila antar suku bangsa yang tersebat di nusantara ini untuk memajukan bangsa Indonesia. ingat pesan Presiden Soekarno kita boleh berbeda beda tetapi harus tetap bersatu- tetap semangat dalam belajar dan tetap menjaga Pancasila karena tanpa landasan Pancasila kita bagaikan di kapal yang terombang ambing di lautan,” kata Numberi

Sementara itu, Kabaintelkam Polri, Komjen Pol. Paulus Waterpauw, menuturkan anak adalah harapan orangtua, datang ke sini meninggalkan kampung halaman untuk menuntut ilmu karena ada harapan untuk berhasil. Oleh karena itu jangan sia siakan harapan orang tua, Dengarkan nasehat guru dan senior karena anak yang dengar dengaran disayang oleh Alloh SWT.

“Alasan anak anak bisa berada disini karena Indonesia sedang aman dan damai, coba kita lihat di timur tengah yang sedang mengalami kekacauan dan peperangan. Bencana dan konflik membuat kita tidak bisa hidup aman dan damai, maka dari itu kita harus bersyukur dan beribadah kepada Alloh SWT, Kita lihat negara Suriah hancur karena adanya kelompok kelompok yang ingin menguasai negara dengan membenturkan konflik antar suku, golongan maupun agama,” jelas Kabaintelkam.

Kabaintelkam mengutip filosofi kehidupan antar umat beragama di Fakfak yaitu Satu tungku tiga batu. Filosofi ini tetap relevan sepanjang kehidupan ditengah berkembangnya teknologi dimana hal-hal kecil sering dibesar-besarkan akhirnya menjadi konflik besar.

Kata Kabaintelkam, sikap radikal sering muncul akibat kesalahan doktrin.

“Pemaknaan Pancasila sangat dalam karena merupakan pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi pedoman hidup, pandangan hidup, sumber hukum dan cita cita bangsa, Kepolisian ditugaskan untuk membangun kerja sama dengan organisasi keagamaan, mendorong kegiatan keagamaan, menangkal isu isu radikalisme,” Terang Komjen Pol. Paulus Waterpauw.

Share this post

Sign in to leave a comment