Indonesia-China Perkuat Kerja Sama di Ranah Pendidikan Tinggi

18 June 2025 - 12:47 WIB
Antara

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat kerja sama dengan Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia di bidang pendidikan tinggi, terutama dalam hubungan pendidikan vokasi dengan industri, teknologi digital, beasiswa dan pertukaran dosen.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengapresiasi majunya pendidikan vokasi di China yang dikelola dengan baik dan terhubung langsung dengan dunia industri.

Menurutnya, hal ini menjadi tantangan untuk dikembangkan secara optimal di Indonesia.

"Semua elemen dalam sistem pendidikan vokasi di China sudah berhubungan erat dengan industri. Indonesia dapat mereplikasi model ini, dengan sistem University to University to Business (U2U2B)," ujar Wamendiktisaintek, Selasa (17/6/2025).

Wamendiktisaintek juga menekankan bahwa sistem ini dapat diimplementasikan dalam bidang pendidikan teknologi digital, sebagai cakupan yang semakin krusial belakangan ini.

Namun demikian, ia menyoroti bahwa baru sekitar 24 persen dosen di Indonesia memiliki gelar doktor.

Oleh karenanya, pemberian beasiswa untuk 50 orang Indonesia per tahun dari Tsinghua University, China menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan angka tersebut.

"Tahun ini, sekitar 20 orang terpilih dan menerima beasiswa Tsinghua University. Kemdiktisaintek berharap dapat terus mempermudah proses untuk program tersebut dan memaksimalisasi kuota yang diberikan pada tahun berikutnya," ungkap Wamendiktisaintek.

Menyambut hal tersebut, Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong menyatakan dukungannya untuk program ini.

Ia juga menyarankan program pertukaran dosen Indonesia dengan dosen China untuk meningkatkan pemahaman keilmuan dan kebudayaan antara kedua pihak.

"Kami menyambut 20 orang tersebut. Terdapat banyak talenta muda dan dosen yang berkualitas di Indonesia maupun di China. Kita bisa hubungkan kedua pihak, dorong mahasiswa untuk belajar lebih banyak tentang masing-masing negara untuk menurunkan kesenjangan pemahaman budaya kita," ujar Dubes Wang.

Dalam hal ini, Kemdiktisaintek berharap bahwa kerja sama ini dapat membuahkan suatu sistem pendidikan yang berkelanjutan dan tidak lagi bersifat top-down.

Dalam jangka panjangnya, sistem pendidikan seperti ini dapat menguntungkan kerja sama internasional, termasuk dengan China.

(ndt/hn/rs)

Share this post

Sign in to leave a comment