Berikut Beberapa Tarian Tradisional Jawa Barat

3 October 2022 - 19:41 WIB
Sumber : indonesiakaya.com

Tribratanews.polri.go.id - Tari tradisional termasuk dalam ragam seni dan budaya daerah yang diwariskan secara turun temurun. Seperti beberapa tari tradisional asal Jawa Barat yang masih dapat dinikmati hingga saat ini.

Keindahan gerak tubuh, kostum, serta iringan menjadi salah satu daya tarik dari tarian tradisional Jawa Barat. Berikut Beberapa Tarian Tradisional Jawa Barat :

1. Tari Jaipong

Tari Jaipong merupakan salah satu tari tradisional yangpaling populer di Jawa Barat. Tari Jaipong diciptakan oleh Gugun Gumilar sekitar tahun 1960-an yang terinspirasi dari kesenian rakyat Jawa Barat, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

Tari Jaipong memiliki irama cepat dan bersemangat dan terdiri dari beberapa bagian. Bagian Bukaan digunakan untuk mengawali tarian, Pencukan berupa gerakan bertempo cepat, Ngala berupa gerakan patah-patah, dan Mincid untuk gerakan perpindahan dari satu gerak ke gerak lain.

Tari Jaipong kerap digunakan sebagai tarian penyambut tamu yang berkunjung oleh masyarakat Jawa Barat.

2. Tari Ketuk Tilu

Tari Ketuk Tilu adalah tarian dalam upacara adat untuk menyambut musim panen. Tarian ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada dewi padi dalam kepercayaan masyarakat Sunda.

Nama Tari Ketuk Tilu berasal dari alat musik pengiring yang mengeluarkan tiga suara, yaitu rebab, kendang, dan kulanter.

Saat ini Tari Ketuk Tilu tak hanya dilakukan ketika musim panen, namun menjadi tarian hiburan masyarakat.

3. Tari Merak

Tari Merak adalah tarian tradisional Jawa Barat yang diciptakan oleh seniman Sunda Raden Tjetje Somantri. Tari ini menggambarkan tentang kehidupan burung merak dengan gerakan lenggak lenggok yang indah.

Kostum Tari Merak juga menggambarkan keanggunan burung merak dengan mahkota dan sayap dengan corak yang indah.

4. Tari Boboko Mangkup

Tari Boboko Mangkup berasal dari kata boboko yang berarti bakul atau tempat nasi sebagai lambang kehidupan masyarakat Sunda.

Tari Boboko Mangkup oleh 12 orang yang terdiri dari satu penari pria, lima penari wanita, dan enam penari anak-anak.

Properti yang digunakan berupa boboko besar atau bakul yang diletakkan dengan posisi mangkup atau telungkup. Tari tradisional ini menggambarkan kondisi masyarakat yang sedang kesulitan.

5. Tari Baksa

Tari Baksa merupakan tarian yang menggambarkan keperkasaan seorang prajurit yang bertanggung jawab atas keselamatan raja dan keluarganya dari serangan musuh.

Sebelum ditarikan, biasanya akan dinyanyikan syair berisi sejarah Tari Baksa oleh seorang tokoh. Tari Baka diiringi lagu Sonteng yang artinya kuat dan ringan yang dimainkan dengan gamelan renteng atau gong renteng.

Busana para penari Baksa terdiri dari ikat kepala, baju rompi warna hitam, celana singkel warna hitam, kain batik liris warna putih, sampur warna kuning, dan sumping melati di telinga kanan. Tari Baksa ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat, baik upacara yang ada di keraton maupun rakyat biasa.

6. Tari Ronggeng Gunung

Tari Ronggeng Gunung adalah tari tradisional dari Kabupaten Ciamis, tepatnya Kecamatan Banjarsari. Ronggeng berasal dari kata renggana dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti perempuan pujaan hati.

Tarian ini merupakan sebuah kesenian dengan peran utamanya ronggeng atau penari perempuan. Tarian ini dijadikan sebagai sarana ritual untuk menghormati Dewi Sri dan hiburan setelah melepas lelah selesai melakukan satu periode menanam padi.

Beberapa nilai dan konsep penyajian Ronggeng Gunung mengalami perubahan disesuaikan dengan norma dan tata krama yang berlaku seperti larangan penari bersentuhan langsung dengan penari dan penonton laki-laki yang ikut menari ronggeng.

Sumber : bandung.kompas.com

Share this post

Sign in to leave a comment