Tribratanews.polri.go.id – Semeru. Meski awan panas guguran sudah berkurang, Gunung Semeru masih memiliki potensi bahaya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) peringatkan warga untuk waspadai bahaya banjir lahar di Gunung Semeru, Jawa Timur, Rabu (14/12/22). Banjir lahar tersebut berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.
Menurut Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada, Gunung Semeru masih memiliki potensi bahaya meski awan panas guguran sudah berkurang.
Baca Juga : Pulihkan Kondisi Psikologis Korban Pasca Gempa Cianjur, Polri Gencar Lakukan Trauma Healing
"Ketika awan panas guguran sudah berkurang bukan berarti Gunung Semeru ini diam saja, tetapi ada bahaya lain yang mengintai, yaitu aliran lahar," jelas Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada, dilansir dari Antara.
Pihak PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas pada jarak 13 kilometer di sebelah tenggara lereng Gunung Semeru dengan potensi perluasan hingga 17 kilometer jauhnya.
Koordinator Gunung Api PVMBG juga menjelaskan, bahwa Gunung Semeru telah memiliki empat komponen dapat menyebabkan banjir lahar, yaitu curah hujan tinggi, adanya material erupsi, sudut kemiringan tinggi, dan adanya lembah.
"Sehingga diharapkan agar masyarakat waspada terhadap aliran lahar yang akan terjadi mengingat curah hujan tinggi terutama pada Desember 2022 dan Januari 2023," jelasnya.
PVMBG mencatat Gunung Semeru memiliki tinggi 3.676 meter di atas permukaan laut dan secara adinistratif terletak dalam dua kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Gunung Semeru dipantau secara visual dan instrumental dari dua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), yaitu yang berada di Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang dan di Desa Agrosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
(fz/hn/um)