Tribratanews.polri.go.id - Di posko banjir yang riuh namun penuh solidaritas itu, ada satu adegan kecil yang memaku perhatian dari seorang nenek menggendong bayi mungil berusia sebulan.
Bayi itu terus menangis, menanti ibunya yang masih terjebak longsor di wilayah tersebut. Tangisnya seperti memantul di dinding tenda darurat Posko Kesehatan dan Dapur Umum depan RM Sinyar-Nyar, Dusun Purba Tua, Desa Marsada, Sipirok.
Di tengah kepanikan yang menahan napas dan penuh isak tangis, seorang perempuan menghampiri, Ny. Tengku Nova Mulyana Hanafi, anggota Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, melihat keadaan bayi itu dan seketika menawarkan bantuan yang paling manusiawi dengan menenawarkan ASI- nya sendiri.
"Waktu melihat bayi itu menangis, saya seperti melihat anak saya sendiri. Saya hanya memikirkan satu hal yakni dia harus segera ditenangkan, dia harus minum. Selama saya bisa membantu, saya lakukan tanpa ragu," ujar Ny. Tengku Nova Mulyana Hanafi, suaranya bergetar mengingat momen itu.
Setelah mendapat izin dari tenaga kesehatan dan nenek yang menggendong di posko itu tersebut, Ny. Tengku Nova Mulyana Hanafi berlari menuju musholla kecil di sisi posko.
Di sana, dengan air mata yang tak tertahan, ia menyusui bayi yang bahkan belum mengenal dunia selain tangis dan bencana. Tangis bayi yang semula pecah seperti hujan deras, perlahan berubah menjadi hening tidur.
Ditempat yang berbeda, Ketua Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, Ny. Kiki Yon Edi, memberikan apresiasi penuh atas tindakan spontan dan tulus anggotanya itu.
“Yang dilakukan Ny Yana adalah wujud kepedulian yang menjadi jantung dari Bhayangkari. Kami selalu berusaha hadir bukan hanya sebagai pendamping suami, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang ikut meringankan beban sesama,” tegas istri Kapolres Tapsel itu.
Peristiwa sederhana namun sarat makna itu menjadi pengingat bahwa di tengah bencana alam, ada denyut-denyut kasih yang menyelamatkan.
(ta/hn/rs)