1.100 Santri-Pelajar Ikut Vaksinasi di Polda Sulsel

3 September 2021 - 14:30 WIB
Tribratanews.polri.go.id - Makassar. Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar vaksinasi tahap I dan II untuk 1.100 santri dan pelajar. Vaksinasi kepada pelajar dilakukan untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM).

Vaksinasi berlangsung di Makosat Brimob Polda Sulsel di Jalan KS Tubun, Makassar, pada Jumat (3/9/2021) pagi. Vaksinasi dengan antrean panjang ini dipantau langsung oleh Kapolda Sulsel Irjen Pol. Merdisyam.

"Target hari ini yang kita siapkan 2.000. Saat ini sudah 1.100 form yang sudah terisi, ini nyatanya memang animo masyarakat luar biasa," ujar Kapolda.

Kapolda mengungkapkan, selain peserta vaksinasi yang didominasi pelajar dari umur 12 tahun itu, vaksinasi juga diikuti lansia dan difabel.

"Pelajar itu dari SMA dan dari pondok pesantren. Jadi kita memang untuk usia remaja 12-17 tahun yang kita utamakan dan usia orang tua," terang Kapolda.

"Karena kita mengejar untuk persiapan bila dilakukan pembelajaran tatap muka, jadi sama-sama kita dengan seluruh elemen yang ada berupaya terus melakukan percepatan vaksinasi ini," lanjut Kapolda.

Percepatan vaksinasi dilakukan usai Polda Sulsel kembali menerima stok vaksin jenis Sinovac dengan AstraZeneca. Menurut Kapolda, pihaknya juga akan menjemput bola khusus untuk pelajar.

"Salah satu inovasi kita setelah ini juga kita akan vaksinasi dengan jemput bola. Jadi kita kerja sama dengan dinas pendidikan, ke sekolah-sekolah. Nanti sekolah menyiapkan muridnya dan kita datang, dan kita yang jemput bola untuk vaksin itu lebih efektif demikian juga di kampus-kampus," ungkap Kapolda.

Vaksinasi juga tampak diikuti oleh santriwati. Mereka ikut vaksinasi setelah dipulangkan sejak 1 tahun terakhir akibat pandemi COVID-19.

"Santri kami yang ikut vaksin kurang-lebih 120 orang hari ini. Selama pandemi kurang-lebih satu tahun ini sempat dipulangkan," ucap pimpinan Pondok Pesantren Darul Marhamah, Emeilia Ansar (46).

Emeilia mengatakan, sejak Juli 2021, pihaknya telah melakukan pembelajaran tatap muka dengan ketentuan protokol kesehatan (prokes) ketat. Dia menyebut para santriwati yang datang dari kampung tak langsung bergabung.

"Kami meminta mereka untuk isoman dulu kurang-lebih dua pekan sebelum masuk pondok dari rumah. Kemudian, sebelum berangkat, ya minimal satu hari sebelum keberangkatan itu harus rapid antigen syaratnya. Jadi bawa surat hasil," ucap Emeilia.

Selama di pondok, lanjut Emeilia, santri tak diperkenankan dijenguk oleh orang tua. Dia menyebut ini merupakan prokes yang telah dijalankan selama ini.

"Kalau selama mereka offline selama pandemi ini ya kalau di pondok itu kami buat aturan protokol kesehatannya itu diperketat. Jadi tidak ada kunjungan orang tua sama sekali. Jadi tidak ada orang tua yang bisa datang kecuali mengirim paketnya saja untuk anak itu," katanya.

Emeilia menambahkan, upaya vaksinasi oleh sebagian santriwati juga dilakukan secara mandiri dengan pendampingan orang tua masing-masing.

Share this post

Sign in to leave a comment