Waspada! TBC Tak Harus Soal Batuk Kronis

27 May 2025 - 17:42 WIB
Thinkstock

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Tuberkulosis (TBC) kerap diidentikkan dengan batuk kronis. Padahal, gejala TBC tak selalu batuk. Faktanya, TBC bahkan bisa hadir tanpa gejala batuk sama sekali. TBC tanpa batuk biasanya menyerang organ lain selain paru-paru.

"Kalau TBC-nya menyerang organ lain selain paru, itu disebut TBC luar paru atau TBC ekstrapulmonal. Gejalanya tergantung organ mana yang terinfeksi," ujar dokter spesialis paru, Eric Hermansyah dikutip dari CNN, Senin (26/5/25).

Ia mengatakan, TBC ekstrapulmonal bisa menyerang berbagai bagian tubuh, mulai dari kelenjar getah bening, tulang, hingga selaput otak. Dilansir dari berbagai sumber, berikut sederet bentuk TBC luar paru yang wajib Anda waspadai, antara lain:

1. TBC kelenjar

TBC jenis ini biasanya muncul dalam bentuk benjolan di leher atau area kelenjar getah bening lain. Benjolan cenderung tidak nyeri, tetapi terus membesar dan tidak kunjung sembuh.

Banyak pasien mengira benjolan hanya pembengkakan biasa. Padahal, bisa jadi itu adalah tanda TBC.

2. TBC tulang

Ditandai dengan nyeri tulang yang menetap dan tak kunjung membaik, meski sudah diobati dengan analgesik. TBC tulang umumnya menyerang tulang belakang. Bila terlambat ditangani, TBC tulang bisa memicu kelumpuhan.

3. TBC selaput otak (meningitis TBC)

TBC jenis ini adalah bentuk TBC yang paling berat. Gejalanya berupa sakit kepala berkepanjangan, muntah, kejang, hingga penurunan kesadaran. Karena menyerang sistem saraf pusat, kondisi ini membutuhkan penanganan intensif.

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara. Setelah masuk ke tubuh, bakteri ini biasanya menyerang paru-paru terlebih dahulu.

Namun dalam beberapa kasus, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, bakteri bisa menyebar melalui aliran darah atau sistem limfatik ke organ-organ lain.

"Jadi meskipun awalnya dari paru, bakteri ini bisa 'berkelana' ke tempat lain. Dan di sana ia menimbulkan gejala yang sama sekali tidak terkait batuk," terangnya.

Karena gejalanya tidak khas dan sering menyerupai penyakit lain, TBC ekstrapulmonal kerap terlambat terdiagnosis. Banyak pasien yang sudah berobat ke berbagai dokter, namun belum membaik karena penyebab utamanya tidak terdeteksi.

Diagnosis TBC luar paru biasanya membutuhkan pemeriksaan lanjutan, seperti biopsi, CT scan, MRI, atau pemeriksaan cairan tubuh (misalnya cairan otak atau cairan sendi).

Satu hal penting yang perlu digarisbawahi, meski gejala TBC luar paru tidak melibatkan batuk, penularan penyakit ini tetap hanya bisa terjadi dari penderita TBC paru yang aktif dan menularkan lewat udara.

(sy/hn/rs)

Share this post

Sign in to leave a comment