Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sindrom iritasi usus besar ialah gangguan sistem pencernaan yang menyerang fungsi kolon. Irritable bowel syndrome (IBS) ini ditandai rasa sakit dan tidak nyaman pada perut, kembung, dan gangguan kebiasaan buang air besar (BAB).
Kondisi tersebut umumnya tidak berisiko atau mengancam nyawa. Namun patut diwaspadai jika sindrom iritasi usus besar tidak kunjung sembuh, karena dikhawatirkan ada gangguan lain misal kanker kolorektal.
Dilansir dari artikel berjudul Irritable Bowel Syndrome dari Nur Safira Anandita dalam Majority: Medical Journal of Lampung University, berikut sederet penyebab sindrom iritasi usus besar:
1. Faktor Psikologis
Emosi dan stres dapat memengaruhi cara kerja kolon, yang memiliki banyak saraf dan berhubungan langsung dengan otak. Contohnya, kolon dapat berkontraksi secara cepat atau sebaliknya.
2. Sensitivitas Terhadap Makanan
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Khasiat The Earl Grey bagi Kesehatan Tubuh
Gejala dari IBS dapat ditimbulkan oleh beberapa jenis makanan. Mulai dari kafein, coklat, produk dairy, makanan berlemak, alkohol, sayur-sayuran yang mengandung gas, dan minuman bersoda.
3. Genetik
Beberapa penelitian menyatakan, ada kemungkinan sindrom iritasi usus besar diturunkan dalam keluarga. Kemungkinan faktor genetik berperan dalam sindrom iritasi usus besar adalah 0-57 persen.
4. Hormon
Gejala IBS sering muncul pada wanita yang sedang mengalami menstruasi. Hormon reproduksi estrogen dan progesteron dapat meningkatkan gejala IBS.
5. Obat-obatan Konvensional
Banyak pasien yang menderita IBS melaporkan, mereka mengalami pertambahan berat badan setelah menggunakan obat-obatan konvensional. Contohnya mengonsumsi obat antibiotik, steroid, dan anti inflamasi.
(sy/pr/nm)