Tak Hanya Insomnia, Ini Sederet Penyakit yang Dapat Menyebabkan Susah Tidur

12 February 2024 - 06:45 WIB
Freepik

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Insomnia sudah terkenal sebagai gangguan yang membuat pengidapnya sulit tidur nyenyak. Namun, belum banyak yang tahu bahwa tak hanya insomnia, gangguan tidur juga bisa terjadi akibat kondisi medis lainnya.

Kondisi sulit tidur tentu tidak boleh kamu sepelekan. Pasalnya, kurangnya waktu tidur yang berkualitas bisa menyebabkan banyak dampak buruk untuk kesehatan, baik fisik maupun mental.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyakit apa saja yang jadi penyebab insomnia agar kamu bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

Dilansir dari berbagai sumber, Sabtu (10/2/24), berikut sederet penyakit yang bikin susah tidur, antara lain:

1. Heartburn

Heartburn bisa menjadi salah satu penyebab seseorang sulit tidur. Pasalnya, berbaring di tempat tidur sering kali membuat pengidap merasa lebih buruk.

Baca Juga: Polda Sulteng Berterimakasih atas Terselenggaranya Kampanye Pilpres yang Aman dan Kondusif Kepada Masyarakat Sulteng

Dalam dunia medis, heartburn merupakan kondisi yang terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Nah, untuk mengatasi susah tidur akibat kondisi medis ini, hindari mengonsumsi makanan berat atau berlemak serta kopi dan alkohol, terutama pada malam hari. Tak hanya itu, kamu juga bisa memposisikan tubuh bagian atas lebih tinggi dari kaki, atau mengonsumsi obat yang dapat membantu menekan sekresi asam lambung.

2. Gagal jantung

Selanjutnya adalah gagal jantung, atau kondisi penurunan bertahap kemampuan jantung untuk memompa, atau mengedarkan darah secara optimal. Kondisi ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru dan jaringan.
Akibatnya, pengidap bisa terbangun di malam hari dengan sesak napas yang membuatnya sulit tidur.

Tak hanya itu, penyebab lain yang bisa membuat orang dengan gagal jantung kesulitan tidur adalah apnea tidur obstruktif. Ini adalah gangguan pernapasan yang membuat pengidap beberapa kali terbangun di malam hari. Hal ini tentu dapat mengganggu tidur, menyebabkan kantuk di siang hari, dan memperburuk gagal jantung.

3. Gangguan muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal adalah gangguan yang memengaruhi ligamen, otot, saraf, sendi, dan tendon, serta tulang belakang. Salah satu contoh gangguan ini adalah artritis.

Nyeri artritis dapat membuat orang sulit untuk tertidur dan berpindah posisi ketika beristirahat. Selain itu, pengobatan dengan steroid juga sering menyebabkan insomnia.

Bila kamu sulit tidur karena nyeri sendi, kamu mungkin perlu mengonsumsi aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sebelum tidur. Tujuannya untuk menghilangkan rasa sakit dan pembengkakan pada persendian di malam hari, sehingga kamu bisa beristirahat lebih baik.

4. Masalah pernapasan

Perubahan terkait sirkadian pada otot-otot di sekitar saluran udara dapat menyebabkan saluran udara menyempit pada malam hari. Kondisi ini akan meningkatkan potensi serangan asma nokturnal yang membangunkan seseorang yang sedang tidur secara tiba-tiba.

Kesulitan bernapas atau ketakutan akan serangan asma dapat membuat seseorang lebih sulit untuk tertidur. Ini mirip dengan penggunaan steroid atau obat pernapasan lain yang turut memiliki efek stimulasi yang mirip dengan kafein. 

Seseorang yang mengidap emfisema atau bronkitis mungkin juga mengalami kesulitan tertidur,  karena produksi dahak yang berlebihan, sesak napas, dan batuk.

5. Kecemasan

Gangguan kecemasan umum memiliki tanda berupa perasaan khawatir, cemas, atau gelisah yang terus-menerus dan mengganggu. Perasaan ini luar biasa intens atau tidak proporsional dengan masalah dan bahaya nyata dari kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Orang dengan kecemasan umum biasanya mengalami kekhawatiran yang berlebihan dan terus-menerus setiap hari selama enam bulan atau lebih. Gejala umum termasuk kesulitan tidur, kesulitan untuk tetap tidur, dan tidak merasa seperti beristirahat setelah tidur.

Beberapa kondisi lainnya yang menjadi penyebab kesulitan tidur selain insomnia adalah depresi, fobia dan serangan panik, epilepsi, demensia, skizofrenia, penyakit Parkinson, penyakit bipolar, hingga stroke dan sakit kepala.

(sy/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment