Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Skin tag atau dikenal juga dengan istilah medis acrochordon, merupakan pertumbuhan kecil dan lembut pada kulit. Kondisi ini biasanya terjadi di area di mana kulit bersentuhan, seperti leher, ketiak, atau area lipatan kulit lainnya.
Meskipun skin tag umumnya tidak berbahaya, banyak orang ingin tahu apa penyebabnya. Dilansir dari berbagai sumber, Senin (1/1/24), simak informasi selengkapnya sebagai berikut!
1. Faktor genetik
Salah satu penyebab utama skin tag ialah faktor genetik. Jika orang tua atau anggota keluarga memiliki kecenderungan untuk mengembangkan skin tag, kamu memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalaminya juga.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam kecenderungan seseorang terhadap pertumbuhan skin tag.
2. Obesitas dan resistensi insulin
Baca Juga: BMKG Prakirakan Hujan Guyur DKI Jakarta pada Selasa Pagi hingga Malam
Kedua faktor ini sering kali terkait dengan pertumbuhan skin tag. Orang yang mengalami obesitas atau memiliki resistensi insulin yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap pengembangan skin tag.
Peningkatan kadar insulin dalam darah juga dapat merangsang pertumbuhan jaringan yang menyebabkan munculnya skin tag.
3. Gesekan kulit dan lipatan kulit
Kondisi ini juga sering kali muncul di area kulit yang mengalami gesekan atau lipatan kulit. Misalnya, bagian leher yang terus-menerus bersentuhan dengan kerah pakaian atau lipatan kulit di bawah ketiak dapat menjadi tempat munculnya kondisi ini.
Gesekan berulang dan tekanan pada area tertentu juga dapat merangsang pertumbuhan jaringan yang akhirnya menjadi skin tag.
4. Perubahan hormonal
Perubahan hormonal, terutama yang terkait dengan kehamilan dan menopause pada wanita, dapat menjadi penyebab skin tag.
Peningkatan kadar hormon tertentu dalam tubuh dapat memengaruhi pertumbuhan sel-sel kulit, sehingga meningkatkan kemungkinan munculnya skin tag.
5. Usia dan paparan matahari
Meskipun kondisi ini dapat muncul pada orang-orang dari segala usia, risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Paparan matahari berlebihan juga dapat memainkan peran dalam munculnya daging tumbuh.
Kulit yang terpapar sinar UV secara berlebihan dapat mengalami perubahan struktural yang dapat menyebabkan kondisi ini.
6. Gangguan hormonal dan kondisi medis tertentu
Beberapa gangguan hormonal, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi ini.
Tak hanya itu, kondisi medis tertentu yang memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh juga dapat menjadi faktor risiko untuk skin tag.
7. Keturunan etnis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa skin tag lebih umum terjadi pada keturunan etnis tertentu.
Faktor genetik dan lingkungan yang terkait dengan kelompok etnis tertentu dapat memainkan peran dalam prevalensi skin tag pada populasi tersebut.
Meskipun skin tag umumnya tidak berbahaya, memahami penyebabnya dapat membantu dalam mencegah dan mengelola kondisi ini.
(sy/hn/nm)