Waspada! Nyeri Tenggorokan Ini Bisa Jadi Gejala Covid-19 Nimbus

12 June 2025 - 06:45 WIB
Ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Sakit tenggorokan tajam seperti tersayat-sayat menjadi gejala khas yang dilaporkan sejumlah pasien Covid-19 akibat infeksi varian terbaru bernama Nimbus.

Gejala tersebut menjadi pembeda varian baru tersebut dengan versi sebelumnya. Gejala ini patut diwaspadai karena bisa datang tiba-tiba, bahkan pada mereka yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi.

Varian Nimbus atau secara ilmiah dikenal sebagai NB.1.8.1 adalah turunan dari Omicron yang kini mulai menyebar secara global. Kasusnya telah meningkat signifikan di sejumlah negara, mulai dari China, Singapura, dan Hong Kong.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian ini sebagai 'variant under monitoring'. Pasalnya, varian ini memicu peningkatan kasus global yang kini menjadi 10,7 persen dari total kasus Covid-19 di dunia, naik dari 2,5 persen sebelumnya.

Meski sebagian besar gejalanya mirip dengan varian Omicron, namun varian Nimbus memiliki satu keluhan yang sangat mengganggu, yakni rasa nyeri tajam di tenggorokan saat menelan. Beberapa pasien menggambarkannya seperti ada 'silet di tenggorokan'.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (10/6/25), dokter umum di The London General Practice, Naveed Asif mengatakan, rasa sakit ini terjadi di bagian belakang tenggorokan dan bisa menjadi tanda awal infeksi.

Gejala lainnya, antara lain:

- kelelahan ekstrem;
- demam ringan hingga sedang;
- batuk ringan;
- hidung tersumbat atau meler;
- nyeri otot.

"Namun gejala bisa sangat bervariasi pada tiap orang, jadi kewaspadaan tetap penting," ujar Naveed.

Ahli virologi dari Universitas Warwick, Prof. Lawrence Young memperingatkan, bahwa varian ini berpotensi memicu lonjakan kasus Covid dalam beberapa pekan mendatang, seiring meningkatnya interaksi sosial saat musim panas.

"Imunitas populasi dari vaksin atau infeksi sebelumnya mulai menurun. Berbeda dari flu, Covid tetap menyebar meski cuaca panas dan lembap," terangnya.

Ia juga menyebut bahwa Nimbus menunjukkan efisiensi lebih tinggi dalam menginfeksi sel dan kemungkinan mampu menghindari sistem imun tubuh.

Meski penyebaran cepat, para ahli menyebut vaksin Covid yang telah diperbarui masih efektif melawan Nimbus. Vaksinasi tetap dianjurkan, terutama untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan sistem imun lemah.

(sy/hn/rs)

Share this post

Sign in to leave a comment