Apakah Benar Orang Pendek Umurnya Lebih Panjang? Ini Penjelasannya

4 June 2025 - 06:45 WIB
Freepik

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Perdebatan mengenai apakah orang dengan tubuh lebih pendek cenderung hidup lebih lama dibanding orang dengan bertubuh tinggi kembali mencuat. Akan tetapi, benarkah demikian?

Pakar Neurosains Molekuler dari IPB University, Berry Juliandi mengatakan, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak dapat disimpulkan secara sederhana.

"Secara molekuler, memang ada gen pleiotropik yang berperan dalam pertumbuhan di awal kehidupan, tetapi jika terus aktif di usia tua dapat mempercepat penuaan atau bahkan memicu kanker," ujar Berry, dikutip dari CNN, Minggu (1/6/25).

Menurutnya salah satu pendekatan yang terbukti memperlambat proses penuaan adalah restriksi kalori, yaitu pengurangan asupan kalori tanpa menyebabkan kekurangan gizi. Hal ini dibuktikan lewat berbagai studi pada organisme model, yang menunjukkan gen seperti sirtuin dapat berperan dalam memperpanjang umur.

"Kita perlu memahami konsep ukuran relatif. Misalnya, bayi secara absolut mungkin tampak lebih besar jika dihitung berdasarkan proporsi kepala terhadap tubuh. Jadi, ukuran tinggi saja tidak bisa menjadi satu-satunya indikator umur panjang," terangnya.

Ia menjelaskan, gaya hidup dan kondisi sosial turut berperan penting dalam menentukan usia harapan hidup seseorang. Ia kemudian menjelaskan tentang blue zone, wilayah-wilayah di dunia dengan populasi berumur panjang, seperti Okinawa (Jepang) dan Sardinia (Italia).

"Penduduk di wilayah tersebut memiliki pola makan yang seimbang, aktif bergerak, dan menjalin hubungan sosial yang kuat," tuturnya.

Menurutnya umur panjang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tapi juga lingkungan. Ia mencontohkan bagaimana epigenetik, yakni ekspresi gen yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti makanan dan stres, turut membentuk daya tahan tubuh terhadap berbagai tekanan ekstra.

Salah satunya melalui konsumsi polifenol dari tumbuhan yang mengalami stres alamiah. Menurutnya masyarakat di blue zona selama ini menjaga tiga pilar utama agar bisa lebih panjang umur, yakni aktif fisik teratur, membatasi asupan kalor, dan hidup dalam lingkungan sosial yang suportif.

"Stres yang sementara seperti puasa atau aktivitas fisik justru bisa memicu umur panjang, selama tidak berlangsung terus menerus," jelasnya.

Ia menegaskan, klaim orang bertubuh pendek berumur panjang tidak dapat digeneralisasi, karena hal ini dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor biologis, gaya hidup, dan dukungan sosial.

(sy/hn/rs)

Share this post

Sign in to leave a comment