Pentingnya Tes HIV, Minimal Sekali Seumur Hidup

20 August 2024 - 13:30 WIB
alodokter

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Dalam acara daring bertema “Pentingnya Tes HIV: Deteksi Dini, Pengobatan Tepat, Masa Depan Cerah” yang diadakan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Tebet, dr. Taufan Harun Habibie, SpPD, menyarankan masyarakat melakukan tes darah untuk mendeteksi "Human Immunodefiency Virus" (HIV) minimal sekali seumur hidupnya.

"Lakukan skrining untuk semua orang. Semua orang dalam hidupnya minimal satu kali tes atau yang melakukan hubungan seksual," ujarnya, dilansir dari laman Antaranews, Senin (19/8/24).

Selanjutnya, bagi populasi kunci, yakni mereka yang berperilaku berisiko seperti pengguna narkoba, melakukan hubungan intim menyimpang dan terdapat riwayat infeksi menular seksual, maka tes perlu dilakukan lebih dari sekali.

Ketika ada perilaku berisiko, yang tadinya sekali seumur hidup mungkin bisa lebih sering karena kita tidak tahu kapan terpapar. "Direkomendasikan setiap tiga atau enam bulan menjalani pemeriksaan," ujarnya.

Disisi lain, pemeriksaan HIV saat ini harus dilakukan pasangan yang akan menikah. Ini demi mendapatkan surat nikah dari KUA. Menurut dia, pemeriksaan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendeteksi dini HIV.

Ia mengungkapkan bahwa kedepannya pasangan yang akan menikah juga akan diminta melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi beberapa penyakit.

dr. Taufan Harun Habibie, mengatakan, tes HIV bersifat penting mengingat HIV sampai saat ini menjadi beban nasional bahkan internasional dan prevalensinya masih banyak.

"HIV mengurangi kualitas hidup kalau tidak diatasi dengan baik sehingga untuk mendeteksi dini itu penting. Virus akan berkembang menjadi berat dan lebih sulit diobati sehingga semakin dini dideteksi, pengobatannya semakin mudah," jelasnya.

HIV merupakan infeksi virus yang menyerang manusia, biasanya menular melalui hubungan seksual, persalinan, jarum suntik atau produk darah. Virus menyerang ke kekebalan tubuh manusia sehingga tadinya bisa mereplikasi baik, malah menjadi terhambat dan yang terjadi virus memperbanyak diri.

Data dari Dinas Kesehatan pada Maret 2023-Maret 2024 menunjukkan Orang Dengan HIV (ODHIV) di Jakarta tercatat sebanyak 59.424 orang. Kemudian dari jumlah itu, sebanyak 40 ribu di antaranya mengonsumsi antiretroviral atau obat ARV secara rutin.

(fa/hn/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment