Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Food diary merupakan catatan berisi jenis makanan dan minuman, termasuk camilan, yang dikonsumsi sepanjang hari.
Adapun itu, seseorang juga bisa mencacat jumlah atau porsi makanan dan minuman, waktu dan lokasi saat mengonsumsinya, serta perasaan sebelum, saat, dan setelah mengonsumsinya.
Berbagai detail lainnya, seperti bahan dan bumbu, metode memasak, dengan siapa mengonsumsinya, aktivitas yang dilakukan saat makan, serta keluhan yang muncul setelah mengonsumsinya, juga bisa dicantumkan di dalam food diary.
Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (2/5/24), berikut sederet manfaat besar menulis food diary bagi kesehatan, antara lain:
1. Membangun kebiasaan makan sehat
Food diary membantu Anda untuk memantau asupan nutrisi harian, termasuk kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral.
Catatan ini juga dapat membantu mengidentifikasi pola makan tidak sehat, seperti konsumsi makanan olahan atau makanan tinggi gula terlalu banyak.
Baca Juga: Kapolda NTT Berbagi Kasih Bersama Komunitas Motor untuk Masyarakat di Kabupaten Kupang
Dengan melihat kembali catatan makanan, Anda akan lebih menyadari kebiasaan pola makan dan bisa menggantinya menjadi lebih baik.
2. Mengelola kondisi medis tertentu
Diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau PCOS, merupakan beberapa penyakit yang perlu menjalani pola makan sehat guna mengelola kondisinya.
Pada penderita diabetes misalnya, makanan yang dikonsumsi bisa berdampak langsung pada kadar gula darah sehingga perlu memperhatikan asupan karbohidrat, gula, dan indeks glikemik makanan agar kadar gula darah tetap terkontrol.
Sama halnya seperti penyakit jantung yang perlu mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kolesterol guna mengurangi risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah.
Jadi, dengan mencatat makanan yang dikonsumsi, penderita dapat lebih sadar dengan pola makannya dan memastikan bahwa mereka mengikuti pola makan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatannya.
3. Mencari pemicu gejala suatu penyakit
Food diary bisa dimanfaatkan untuk menganalisis pencetus munculnya gejala suatu penyakit dari makanan, sehingga Anda dapat menghindari makanan tersebut.
Sebagai contoh, pada penderita alergi makanan atau intoleransi, food diary dapat membantu mengidentifikasi makanan yang menyebabkan reaksi alergi atau gejala tidak nyaman lainnya.
Pada penyakit sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit Celiac, atau radang usus, food diary dapat membantu mengidentifikasi makanan atau minuman tertentu yang memperburuk gejalanya, seperti perut kembung, diare, atau nyeri perut.
4. Menurunkan berat badan
Jika Anda sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan, cobalah buat food diary. Tak hanya membantu Anda membatasi jenis makanan dan minuman tertentu, catatan ini juga dapat memantau porsi dan kebiasaan makan serta mencegah Anda ngemil berlebihan.
Setelah Anda berhasil membentuk kebiasaan makan sehat melalui pemantauan dan pengaturan pola makan dengan food diary, Anda mungkin bisa mewujudkan berat badan yang diidamkan.
Kenaikan berat badan pun dapat dicegah jika kebiasaan mencatat makanan dan pola makan sehat dilakukan dengan konsisten.
(sy/hn/nm)