Baharkam Polri Tempatkan Kapal di Perairan Surabaya

18 May 2022 - 18:13 WIB

Tribratanews.polri.go.id - Surabaya. Titik-titik rawan kriminalitas tak hanya terjadi di wilayah darat saja yang diantisipasi. Namun juga di wilayah perairan. Untuk mengantisipasi hal ini, kapal Baharkam Polri diterjunkan di perairan di Surabaya. Komandan Kapal Polisi IBIS - 6001 Baharkam Polri, Kompol. Tobagus Samiyaji, S.H., menjelaskan bahwa sebanyak dua kapal Baharkam diterjunkan untuk melakukan patroli di perairan Surabaya. Tujuannya untuk menekan angka kriminalitas.

"Makannya, kami ditugaskan untuk patroli kerawanan di Surabaya. untuk menekan angka kriminalitas di wilayah perairan Jatim," jelasnya, Selasa (17/5/2022).

Menurutnya, selain sejumlah kapal, pihaknya juga menerjunkan sejumlah personel dari Mabes Polri langsung di sejumlah wilayah di Jatim. Tak hanya itu, para personel ini juga melakukan sosialisasi terkait tindak pidana kriminal.

"Kita patroli intens dengan melakukan sosialisasi ke tempat-tempat naik turunnya barang-barang," ujar Tobagus.

Tobagus menyebut ada 10 titik-titik peta kerawanan di seluruh Indonesia. Titik itu antara lain dari Belawan, Batam, Kepri, Jakarta, Kalsel, Kaltim, hingga Jatim. Rata-rata korban kriminalitas di perairan adalah kapal asing.

"Sebelumnya, terkait pencurian kecil, cat, dan lain-lain, itu disebut kejahatan besar, dulu di mata internasional sempat buruk, karena sempat seolah-olah dianggap sebagai daerah perang, karena banyaknya pencurian, makannya asuransi sempat tinggi karena dianggap mereka bahaya, padahal ya tidak seperti itu," tuturnya.

Tobagus menambahkan patroli kapal BAharkan sebenarnya bukan sejak saat ini saja. Namun hal ini telah dilakukan sejak tahun 2014, khususnya di wilayah APTS (Alur Pelayaran Timur Surabaya).

"Sejak saat itu, kita difokuskan untuk mantengin itu, tapi sejauh ini tidak ada laporan. Di Surabaya sendiri, letaknya seperti kotak atau area. Dulu, per tahun laporannya 120 an (kasus), tapi alhamdulillah, 2019 sisa 6 se-Indonesia, sedangkan dalam 3 tahun di Surabaya sendiri kosong (kasus)," katanya.

Tobagus bersyukur angka kriminalitas di perairan sekitar Surabaya landai hingga zero kasus. Padahal sebelumnya, sempat ada korban kapal milik internasional hingga 7 kali yang dilaporkan per tahun di Jatim.

"Tapi alhamdulillah, 3 tahun ini sudah zero (kasus di perairan), makannya kita patroli di teluk Lamong, termasuk perahu-perahu kupatan dan lain sebagainya, makannya kita antisipasi dengan patroli itu," ujar dia.

Selain itu, ia juga menyoroti masyarakat yang menggunakan perahu nelayan untuk melakukan tradisi atau adat saat perayaan momen tertentu. Menurutnya, kerap abai terhadap keselamatan.

Misalnya, ketika tradisi ketupat berlangsung di lautan atau perairan Surabaya-Madura. Saat itu, masih ada saja warga yang nekat melampaui batas maksimal kapasitas atau volume kapal.

Untuk itu, ia berharap masyarakat benar-benar mematuhi aturan yang ada di wilayah perairan. Mengingat, jalur yang ada tak seperti di jalur darat dan bisa terjadi laka laut sewaktu-waktu.

"Boleh-boleh saja merayakan (tradisi lebaran ketupat) di laut, tapi harus ingat dan wajib mengutamakan keselamatan. Tapi, di kapal kan ada batas atas dan bawah, ada garisnya juga, kemarin masih kami temukan yang kelebihan muatan. Misalnya, untuk perahu nelayan berukuran sedang, itu sekitar 10-12 orang maksimalnya, tapi diisi lebih dari itu," tandas Tobagus.

Share this post

Sign in to leave a comment