Tribratanews.polri.go.id – Palembang. Sebanyak 118 satwa endemik yang diduga hendak diselundupkan ke Thailand berhasil digagalkan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Selatan.
Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP. Rahmat Sihotang SH. M.H, menjelaskan, Pengungkapan aktivitas ini berawal dari kecurigaan petugas terhadap mobil jenis HiAce terparkir di pinggir Jalan Soekarno Hatta, Palembang, beberapa waktu lalu. Penggeledahan pun dilakukan karena pengemudinya tidak berada di tempat.
"Awalnya kami melihat mobil itu bergerak-gerak saat dibuka ternyata banyak satwa yang sudah dimasukkan di dalam sangkar bagus. Pelakunya sudah kabur," Ujar AKBP. Rahmat Sihotang SH. M.H.
Adapun sebanyak 118 jenis satwa itu terdiri dari burung Kakaktua Raja sebanyak 6 ekor, Kakatua jambul orange 7 ekor, Nuri kepala-hitam 10 ekor serta 1 ekor kondisi mati, Burung Mambruk 2 ekor, Nuri Mazda 22 ekor, Nuri hitam 17 ekor, Nuri Bayan 22 ekor, Kadal Panama 20 ekor, Soa Payung 20 ekor, Sugar glider tujuh ekor, Bajing 6 ekor dan 1 albino serta Garangan 2 ekor.
Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel menjelaskan dari informasi sementara, ratusan satwa itu diduga hendak dikirim ke Thailand.
Seluruh satwa yang didapatkan tersebut saat ini telah diserahkan oleh polisi ke pihak Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan untuk dilakukan rehabilitasi.
Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnubarata mengatakan, pihaknya menerima serahan barang bukti untuk dilakukan rehabilitasi dan dititipkan di Bird Park Jakabaring Palembang. Dari 118 ekor satwa yang diamankan, 31 ekor di antaranya sudah mati karena cukup lama berada dalam kurungan yang padat dan perjalanan darat yang lama.
"Sekarang masih dalam pemantauan di tempat sementara, dokter hewan kami siagakan di sana," ujarnya.
Dalam waktu dekat, satwa-satwa itu akan dikembalikan ke habitat aslinya di Papua, Papua Barat, dan Maluku. Sebelum itu akan dilakukan tes PCR untuk mengantisipasi penularan flu burung di habitatnya.
"Rencananya translokasi pada 5 Oktober nanti, transit di Jakarta sehari, lalu dibawa ke habitat masing-masing. Pengiriman harus cepat agar tetap sehat sampai ke tempat tujuan," pungkasnya.