Jangan Diabaikan, Remaja 18 Tahun Ini Idap Penyakit Farangitis karena Rokok dan Vape

19 April 2024 - 08:00 WIB
Ilustrasi

Tribratanews.polri.go.id - Jakarta. Remaja asal Klaten bernama Rico Thomas Dwi Ardhanaasal, harus bolak-balik dirawat di rumah sakit. Dalam setahun terakhir ia harus masuk rumah sakit hingga 4 kali. Dikarenakan memiliki kebiasaan merokok dan mengisap rokok elektrik alias vape.

Ia mengaku, gejala awal yang dirasakannya adalah sesak napas, nyeri di bagian dada kanan, serta pegal di bagian dada dan punggung.

"Demam naik-turun selama sebulan. Setelah itu dibawa ke Rumah Sakit JIH Solo, lalu didiagnosis faringitis akut, bronkitis akut, dan laryngopharyngeal reflux disease," ujar Rico.

Hal tersebut membuat Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A., berkomentar, rokok elektrik atau vape seringkali dianggap lebih sehat daripada rokok konvensional yang berbahan baku tembakau.

"Tetapi kenyataannya vape pun juga enggak lebih aman dibandingkan rokok biasa. Karena keduanya sama-sama menyebabkan gangguan kesehatan," ujar Dokter Aisya dikutp dari kumparanMOM, Rabu (17/4/24).

Baca Juga: Penerimaan Anggota Polri Dibuka, Catat Persyaratannya

Ia menjelaskan, di dalam vape terkandung nikotin, karsinogen, serta bahan toksik atau kandungan racun lainnya. Bahan-bahan inilah yang berisiko membahayakan kesehatan paru-paru.

"Jadi adalah hal yang tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman karena mereka sama-sama ada kandungan ini meskipun tidak mengandung tar. Ternyata rokok elektronik itu juga tetap ada bahan karsinogen yang menyebabkan kanker," terangnya.

Menurutnya, banyak komponen dalam rokok elektronik yang tidak terdapat pada rokok konvensional begitu pula sebaliknya. Di sisi lain, baik vape atau rokok elektronik bisa menyebabkan adiksi atau ketagihan.

Seiring waktu, merokok dan mengisap vape juga bisa menyebabkan masalah paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, dan juga kanker paru.

"Dan asap rokok konvensional merupakan penyebab kerusakan terhadap paru yang serupa dengan rokok elektronik," tuturnya.

Lebih bahayanya lagi, vape dapat meningkatkan risiko penyakit paru termasuk asma, 30% lebih besar daripada tidak merokok sama sekali. Risiko asma juga lebih besar jika pernah jadi perokok konvensional.

(sy/pr/nm)

Share this post

Sign in to leave a comment